Surakarta, 9 Agustus 2025 – Pusat Penelitian dan Penanggulangan Bencana (P3B) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS) sukses menyelenggarakan The 3rd International Conference on Disaster Management and Climate Change (ICoDMC) 2025 pada Sabtu, 9 Agustus 2025. Kegiatan ini dilaksanakan secara daring melalui platform Zoom Meeting, mengusung tema “Technology Innovation and Nature-Based Solutions for Climate Resilience“.
Konferensi dibuka dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya serta sambutan dari Ketua 3rd ICoDMC 2025 yaitu Bapak Anton Subarno, S.Pd., M.Pd., Ph.D dan Wakil Rektor Bidang Akademik dan Penelitian Universitas Sebelas Maret yaitu Prof. Dr. Fitria Rahmawati, S.Si, M.Si. Kegiatan ini menghadirkan narasumber internasional dan nasional yang merupakan pakar di bidang kebencanaan, perubahan iklim, dan SDGs.


Rangkaian kegiatan 3rd ICoDMC 2025 terbagi menjadi 2 sesi yaitu Plenary Session dan Parallel Session. Plenary Session merupakan seminar utama yang terdapat Keynote Speaker dan Invited Speaker. Pada sesi keynote speaker dipandu oleh Bapak Ahmad Marzuki, S,Si., Ph.D dari P3B LPPM Universitas Sebelas Maret. Keynote Speaker pada konferensi ini yaitu Dr. Andre Notohamijoyo, MSM selaku Asisten Deputi Pengurangan Risiko Bencana, Kementerian Kooordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, dengan topik “Strengthening Disaster Risk Reduction Culture in Indonesia (Government, Private Sector, and Communities for Sustainable Growth)”. Beliau menjelaskan bahwa one resilience menekankan pentingnya membangun budaya sadar bencana melalui peningkatan kesadaran, pengetahuan, kekuatan, dan kepedulian masyarakat terhadap risiko bencana. Kolaborasi lintas sektor seperti pemerintah, pelaku usaha, komunitas, akademisi, dan media yang didukung oleh sistem dashboard terpadu untuk memperkuat mitigasi, kesiapsiagaan, dan respons bencana.

Sesi Invited Speaker dipandu oleh Dr (Cand). Siti Nurlita Fitri,S.T.,M.T dari P3B LPPM Universitas Sebelas Maret. Invited speaker pertama pada konferensi 3rd ICoDMC 2025 yaitu Prof. Decibel V. Faustino-Eslava dari Los Baños’ Environmental Crusader, Filipina dengan topik ” The Disaster Risk Reduction, Action for Climate Empowerment, and Societal Resilience Nexus”. Beliau menjelaskan bahwa agar pendidikan efektif mendukung tujuan iklim, kurikulum iklim harus terintegrasi dengan keterampilan dasar seperti literasi dan numerasi, bersifat praktis, kontekstual, dan membangun keterampilan nyata. Selain itu, kapasitas guru perlu diperkuat agar mampu mengajarkan materi iklim tanpa membebani kurikulum yang sudah ada.



Invited speaker kedua pada konferensi 3rd ICoDMC 2025 yaitu Assoc. Prof. Dr. Mucahid Mustafa Bayrak dari Department of Geography, National Taiwan Normal University, dengan topik “Climate adaptations, solar power encroachment, land subsidence and flooding: bottom-up perspective from coastal communities in Taiwan”. Beliau menjelaskan pentingnya mengadopsi perspektif ekologi politik untuk menghindari asumsi keliru bahwa semua komunitas lokal memiliki kepentingan yang sama, bahwa perubahan iklim disebabkan dan harus dihadapi secara setara oleh semua pihak, serta menghindari stereotip “ecological noble savage” yang masih muncul dalam literatur adaptasi perubahan iklim. Pendekatan ini membantu memahami keragaman konteks sosial, politik, dan sejarah yang memengaruhi kemampuan adaptasi setiap komunitas.
Invited speaker ketiga pada konferensi 3rd ICoDMC 2025 yaitu Dr.rer.nat. Nurhadi, S.Ant., M.Hum dari Department of Sociology Anthropology Education, Universitas sebelas Maret, Indonesia, dengan topik “From Misery to “Handayani”: Natural Capital Modification for a Better Condition in Karst Region”. Beliau menjelaskan mengenai modifikasi modal alam terjadi melalui interaksi antara negara dan masyarakat yang secara bertahap mengubah lanskap dari hutan hujan tropis menjadi savana, pertanian musiman, agroforestri, hingga kebun rumah dan hutan hujan kembali. Perubahan ini dipicu oleh tantangan seperti pariwisata massal, pasar lahan, konversi lahan, dan pembangunan infrastruktur yang saling memengaruhi dalam mempercepat perubahan tata guna lahan.
Setelah sesi pemaparan materi, dilaksanakan diskusi interaktif antara narasumber dan peserta yang berasal dari kalangan akademisi, peneliti, praktisi, hingga pengambil kebijakan dari dalam dan luar negeri.

Memasuki sesi kedua, konferensi dilanjutkan dengan Parallel Session yang merupakan forum presentasi dari para pemakalah. Sesi ini terbagi ke dalam 14 ruang presentasi, masing-masing diisi oleh 12 hingga 13 presenter yang memaparkan hasil penelitian mereka terkait isu-isu kebencanaan, mitigasi risiko, adaptasi perubahan iklim, dan pengelolaan lingkungan berkelanjutan. Parallel session ini menjadi wadah diskusi mendalam antar peserta untuk saling bertukar pengetahuan, pengalaman, dan ide inovatif. Dalam sesi ini juga terdapat pengumuman Best Presenter bagi pemakalah yang dapat mempresentasikan hasil artikelnya dengan baik.


Melalui 3rd ICoDMC 2025, P3B LPPM Universitas Sebelas Maret menegaskan komitmennya untuk menjadi pusat kolaborasi internasional dalam pengembangan solusi berbasis ilmu pengetahuan, teknologi, dan kearifan lokal guna menghadapi tantangan bencana dan perubahan iklim di masa depan.

Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi:
🌐 https://p3b.lppm.uns.ac.id
📧 p3b_lppm@unit.uns.ac.id
📱 Instagram: @p3b_lppmuns