Surakarta, 1 Juli 2025 – Pusat Penelitian dan Penanggulangan Bencana (P3B) LPPM UNS kembali menyelenggarakan Diskusi Online Seri ke-18. Mengangkat tema “Dampak Solar Radiation Modification (SRM) pada Bencana Hidrometeorologi Ekstrem di Southeast Asia”, kegiatan ini berlangsung secara daring melalui platform Zoom Meeting pada hari Selasa, 1 Juli 2025 pukul 13.00–15.00 WIB.
Diskusi diawali dengan sambutan dari Sekretaris LPPM UNS, Dr. Dimas Rahadian Aji Muhammad, S.T.P., M.Sc yang memberikan apresiasi tinggi terhadap kiprah P3B UNS. Dalam sambutannya, Beliau juga menyampaikan rasa bangga dan salut kepada P3B UNS yang secara konsisten dan aktif menggelar diskusi berkualitas tinggi sejak seri pertama hingga kini memasuki seri ke-18.
Diskusi ini menghadirkan dua narasumber utama yang ahli di bidangnya. Narasumber pertama adalah Prof. Dr.rer.pol. Heri Kuswanto, M.Si., dari Pusat Penelitian Mitigasi Bencana dan Perubahan Iklim serta dosen Departemen Statistika – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Prof. Heri memaparkan mengenai konsep dan teknologi Solar Radiation Modification (SRM), serta potensi dampaknya terhadap iklim ekstrem di wilayah Indonesia. Dalam pemaparannya, beliau menyatakan bahwa Solar Radiation Management (SRM), khususnya metode Stratospheric Aerosol Injection (SAI), menunjukkan potensi dalam menahan laju pemanasan global dengan menurunkan suhu ekstrem, terutama di wilayah rentan seperti Indonesia. Namun, efeknya terhadap curah hujan sangat bervariasi antarwilayah, sehingga penerapan SRM perlu disesuaikan dengan kondisi topografi dan iklim lokal.
Narasumber kedua, Dr. Ir. Sorja Koesuma, S.Si., M.Si., selaku Ketua P3B LPPM UNS, memaparkan materi mengenai Dampak Solar Radiation Modification (SRM) pada bencana Hidrometeorologi Ekstrem: Studi Kasus Siklus Tropis dan Erupsi Sinabung. Beliau menyoroti bahwa teknologi Solar Radiation Modification (SRM) memiliki potensi untuk memengaruhi intensitas curah hujan ekstrem dan kekuatan siklon tropis di kawasan tropis. Selain intervensi buatan seperti injeksi sulfur, fenomena alam seperti erupsi gunung api juga dapat memberikan efek pendinginan serupa terhadap iklim secara temporer.
Diskusi ini turut menghadirkan Prof. Dr. Rahmat Gernowo, M.Si., Guru Besar dari Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro, sebagai penanggap. Beliau memberikan catatan tentang penerapan teknologi seperti Solar Radiation Management (SRM) dinilai penting sebagai bagian dari strategi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, khususnya dalam merespons peningkatan suhu dan frekuensi siklon tropis di Indonesia. Untuk meningkatkan efektivitasnya, dibutuhkan riset berbasis data besar dan kolaborasi lintas disiplin guna menghasilkan solusi yang kontekstual dan ilmiah.
Diskusi Online dipandu oleh Dr. Hendri, S.Si., M.Si., dosen Fakultas Kehutanan Universitas Papua, diskusi berlangsung dinamis dan interaktif. Beliau dengan sigap menjembatani pertanyaan-pertanyaan dari peserta kepada para narasumber. Kegiatan ini mendapatkan antusiasme tinggi dari peserta, baik dari kalangan akademisi, peneliti, mahasiswa, hingga praktisi kebencanaan dari berbagai daerah di Indonesia.
Menariknya, dalam sesi diskusi dan tanya jawab, tercatat banyak pertanyaan yang masuk dari peserta, menunjukkan ketertarikan mendalam terhadap isu SRM dan dampaknya terhadap ketahanan iklim. Beberapa peserta bahkan berasal dari mahasiswa internasional yang sedang menempuh studi di Indonesia, menjadikan forum ini semakin beragam secara perspektif dan latar belakang.
Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi:
🌐 https://p3b.lppm.uns.ac.id
📧 p3b_lppm@unit.uns.ac.id
📱 Instagram: @p3b_lppmuns