DIVING SKILL’S COACHING UPAYA PEMBERDAYAAN PARA RELAWAN SEARCH AND RESCUE DI SURAKARTA

Oleh:

Sarjoko Lelono1, Sri Santoso Sabarini2, Slamet Riyadi3

email : ryadies.sc@gmail.com

123 Dosen Fakultas Keolahragaan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Abstract

Efforts to empower the community to be more creative and productive to improve the standard of living of the people are intensively carried out by the government. Community Empowerment is a development process with the initiative of the community to start activities in an effort to improve the situations and conditions encountered. Volunteers are activities that are carried out independently by individuals or groups based on their own desire to help others who are in need during emergencies or disasters. Outside Search and Rescue (SAR) activities, volunteers do not have other productive activities, to improve their welfare. Diving Skills Training is one of the efforts to empower volunteers by providing  their diving skills. These skills can support their professionalism as SAR volunteers, while they can utilize them in various other productive activities such as life guards, tour guides, beach, river or reservoir tours, and other occupations that demand these skills.

Pendahuluan

Relawan atau volunteer adalah seseorang atau sekelompok orang yang secara ikhlas karena panggilan nuraninya memberikan apa yang dimilikinya kepada masyarakat sebagai perwujudan tanggung jawab sosialnya tanpa mengharapkan imbalan atau pamrih baik berupa kedudukan, kekuasaan, kepentingan maupun karier (Syahriati: 2013). Relawan tidak tergantung dari asal kelompok masyarakat maupun wilayah tertentu karena relawan tidak memperjuangkan kepentingan kelompok, agama, maupun wilayah  tertentu.

Salah satu situasi, kondisi dan permasalahan yang harus dihadapi adalah kejadian darurat di perairan,yang mungkin dapat saja terjadi di kolam renang, sungai, waduk bahkan di laut. Penanganan dan pertolongan di berbagai peristiwa darurat  yang sering terjadi diperairan seperti orang tenggelam maupun berbagai kejadian lain, memerlukan keterampilan khusus.  Kemampuan menyelam bagi relawan SAR  merupakan kebutuhan mendesak yang harus dikuasai oleh mereka dalam melaksanakan tugasnya. Dengan kemampuan tersebut diharapkan pula relawan SAR, memiliki kesempatan untuk berkarya dan mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidupya, misalnya sebagai life guard, pemandu wisata air maupun berbagai aktivitas lain yang memerlukan keterampilan tersebut.

Sasaran kegiatan Diving Skill’s Coaching  adalah relawan yang tergabung dalam SAR Majelis Tafsir Al Qur’an (MTA) dan Forum Komunikasi antar Masjid (FKAM)   di Surakarta.  Mayoritas relawan  berusia muda dan produktif, sebagian masih ada yang kuliah, bahkan ada yang  sudah lulus sekolah namun belum memiliki pekerjaan tetap. Mereka tergabung dalam organisasi relawan sebagai panggilan kemanusiaan. Para relawan SAR  inilah yang menjadi sasaran kegiatan Diving Skill’s Coaching, SAR Majelis Tafsir Al Qur’an (MTA) dan SAR  Forum Komunikasi antar Masjid (FKAM) masing-masing mengirimkan 10 orang relawannya. Relawan melaksanakan tugasnya bila terjadi keadaan darurat atau bencana, selebihnya mereka tidak memiliki aktivitas yang produktif untuk meningkatkan kesejahteraannya. Bagaimana upaya untuk memberdayakan para relawan agar mereka memiliki kompetensi atau keterampilan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas dan sekaligus dapat membekali mereka dengan kecakapan hidup. Salah satu diantaranya adalah membekali mereka dengan keterampilan menyelam, sehingga mereka dapat memanfaatkan keterampilannnya misal sebagai life guard. Para relawan mayoritas belum dapat mengembangkan   skill yang dimilikinya sebagai nilai tambah untuk meningkatkan ekonomi, membuka lapangan pekerjaan  sebagai upaya  untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

Life guard merupakan sebuah profesi yang memerlukan keterampilan khusus dalam melaksanakan tugasnya untuk memberi pertolongan terhadap korban kecelakaan yang terjadi di air seperti kolam renang. Rekreasi berenang demikian menarik dan diikuti oleh banyak orang mulai anak-anak, dewasa, bahkan orang tua laki maupun perempuan. Kolam renang menjadi sangat terkenal sebagai pusat fitness dan rehabilitasi (Clement, 1997). Namun keselamatan mereka selama di dalam air perlu mendapat perhatian. Peran life guard di perlukan bukan hanya di kolam rennag saja, tetapi berlaku juga di pantai, laut, danau, sungai, dan lain sebagainya. Sismadiyanto, Susanto, E. (2009 : 4) menyatakan bahwa aktivitas renang membawa konskuensi terjadinya kecelakaan di kolam renang dan tenggelam merupakan risiko terbesar. Mengantisipasi keadaan bahaya dalam aktivitas renang merupakan tindakan preventif yang perlu disiapkan oleh siapa saja yang akan melakukan aktivitas renang. Sebuah lembaga independen American Academic of Pediatric Commite on Injury and Poison Prevention Drowning (1993), yang bergerak di bidang penanganan keamanan dan keselamatan di air menyebutkan bahwa tenggelam adalah penyebab kematian keempat akibat kecelakaan. Secara umum life guard   identik dengan penjaga kolam atau pantai.  Lembaga Swimming Teaching Association  (STA)  yang  berdiri  di Amerika sejak  1932,  memberikan perhatian  khusus  kepada profesi lifeguard karena mampu menampilkan keterampilannya secara baik yang memungkinkan  menjadi sebuah profesi (http://www.sta.co.uk /catalog. com).

Pelatihan  keterampilan menyelam untuk keselamatan air diharapkan dapat membantu para relawan untuk meningkatkan kompetensinya secara profesional, bahkan  bisa  digunakan  sebagai  sarana peningkatan taraf hidup  dalam  rangka peluang lapangan kerja yang kreatif. Selain keterbatasan sebagian relawan tentang pemahaman dan keterampilan penyelamatan di air khususnya menyelam, juga minimnya pengetahuan tentang  lapangan  kerja  yang  dapat mereka  masuki  dengan keterampilan tersebut.

Metode dan Pelaksanaan Diving Skill’s Coaching  

Ada beberapa metode yang digunakan dalam kegiatan Diving Skill’s Coaching,  selain instruksi verbal untuk  penyampaian berbagai materi yang berkaitan dengan teknik penyelaman serta berbagai kode yang digunakan dalam penyelaman (POSSI, 1980). Peragaan tentang  gerakan menyelam mulai dari pengenalan air hingga pelaksanaan menyelam lengkap dengan cara menggunakan alat-alat selam dan diskusi yaitu pelatihan, dan pendampingan dengan uraian:

  1. Pelatihan
  2. Tahap I, Peningkatan pemahaman anggota SAR khususnya tentang  keterampilan dan teknik melakukan selam (diving) dengan materi: 1). Bimbingan kepada anggota SAR dalam pengenalan keselamatan air. 2). Bimbingan kepada anggota SAR  dalam mengetahui alat-alat yang dibutuhkan untuk menyelam. 3). Bimbingan  kepada  anggota  SAR  dalam  mengetahui  dan  memahami  teknik gerakan selam yang benar. 4). Bimbingan kepada anggota SAR untuk  mempraktikkan teknik gerakan selam di dalam kolam renang. Dan 5). Bimbingan kepada anggota  SAR untuk  mempraktikkan teknik gerakan selam di dan sekaligus simulasi  cara menolong korban tenggelam.
  3. Tahap II,   Praktik keterampilan menyelam dan penyelamatan korban tenggelam, dengan materi: 1).  Praktik  teknik gerakan menyelam di dalam kolam, 2).  Praktik  teknik menolong korban tenggelam dan 3). Simulasi menolong korban tenggelam dengan alat bantu yang digunakan.
  4. Pendampingan

Pendampingan   terhadap  anggota  SAR  Surakarta   merupakan tindak lanjut dari kegiatan yang telah dilaksanakan, berupa  pemberian konsultasi atas permasalahan yang dihadapi khususnya yang berkaitan dengan keterampilan menyelam dan penyelamatan korban di dalam air.  Pendampingan dilakukan dengan kunjungan langsung ke lapangan, melalui FGD atau  dapat pula melalui whatsapp (WA) telepon, SMS, atau  email.

Hasil Pelatihan Diving Skill’s Coaching  

Berbagai rangkaian kegiatan Diving Skill’s Coaching  bagi para relawan  SAR Majelis Tafsir Al Qur’an (MTA) dan SAR  Forum Komunikasi antar Masjid (FKAM) diharapkan dapat meningkatkan kompetensi dan profesionalisme para relawan. Para relawan memahami berbagai strategi  teknik gerakan menyelam di air dan penyelamatan korban tenggelam, termasuk pengkodean yang digunakan oleh penyelam. Relawan SAR peserta pelatihan memiliki pengetahuan dan mampu menganalisis kejadian atau kasus korban tenggelam berdasarkan lokasinya serta mampu mempraktikkan teknik gerakan menyelam dan menyelamatkan atau menolong korban tenggelam.

Hasil pelatihan mampu meningkatkan kepercayaan diri dan kompetensi relawan SAR, dalam upaya memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat Surakarta dan sekitarnya serta membuka peluang kerja baik sebagai life guard, pemandu wisata air maupun memberi pelatihan renang atau selam bagi masyarakat maupun institusi.

Hubungi Kami

Pusat Penelitian dan Penanggulangan Bencana 
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Universitas Sebelas Maret

No. Tlp:
+62 895-0617-7523

Email:
p3b.lppm@unit.uns.ac.id

Alamat:
Jl. Ir. Sutami No.36A, Jebres, Kec. Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57126

© 2023 Created with Royal Elementor Addons