











Pusat Studi Bencana (PSB) UNS telah menyelenggarakan seminar internasional: The 2nd International Conference on Disaster Management and Climate Change 2023 (2nd ICoDMC) “Climate Changes and Hydrometeorological Disaster Mitigation” pada hari Sabtu, 12 Agustus 2023 secara daring melalui Zoom Meeting. Seminar di hadiri oleh 226 peserta hingga akhir acara plenary session 2 dengan total artikel sebanyak 161.
Kegiatan dimulai pada pukul 08.15 WIB dimulai dengan plenary Session 1 dengan 1 keynote speaker yaitu Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D yang diwakili oleh Dr. Ardhasena Sopaheluwakan, M.Sc., P.hD dengan tema “Climate Change Mitigation and Adaptation Policies”. Beliau menjelaskan bahwa adaptasi perubahan iklim dapat dilakukan dengan berbagai kegiatan seperti climate field school yang mampu meningkatkan produksi sebagian besar komoditi dan fishermen field school dalam meningkatan pengetahuan kelautan. BMKG juga memiliki Dengue Early Warning yang berkolaborasi dengan institusi pemerintahan dan universitas dengan melakukan diskusi untuk membuat keputusan bersama. Forest fire early warning juga menjadi salah satu mitigasi yang dimiliki oleh BMKG untuk memahami hubungan antara iklim dengan kebakaran hutan. BMKG juga memiliki Flood Warning and Integrated Water Monitoring, Renewable Energy Information, serta mengembangkan Urban Climate Information yang berkolaborasi dengan pemerintahan metropolitan Jakarta untuk pengukuran index kenyamanan, UV Exposure, Kualitas udara, desain bangunan, dll. BMKG juga memiliki brebagai kegiatan dalam peningkatan climate literacy untuk masyarakat dan memiliki website mengenai iklim di Indonesia untuk membagikan informasi ke ikliman kepada masyarakat umum.
Pemateri berikutnya adalah Prof. Christopher Andre Gomez yang menyampaikan materi tentang “The Impact of Hydrometeorological Disaster and It’s Management” Beliau menjelaskan bahwa Jakarta, Hongkong, Shanghai dan Tokyo menjadi negara dengan kepadatan yang tinggi dan coastal urban center yang besar. Salah satu fenomena menarik yaitu kota yang memiliki ketinggian lebih rendah dari permukaan air (under water) salah satunya Kota Osaka di Tokyo yang tentunya kerap mengalami banjir dan akhirnya menjadi genangan karena letaknya yang lebih rendah.
Pemateri plenary session berikutnya adalah Ahmad Marzuki, S.Si., Ph.D pada dengan materi “Weighting Entropy in Natural Disaster Management” beliau menjelaskan mengenai Etrofi, merupakan ukuran gangguan sistem atau energi yang tidak tersedia untuk melakukan pekerjaan. Contoh: Apakah sumur resapan efektif mengatasi Jakarta? Diketahui bahwa bencana adalah upaya entropi maksimum yang harus dilakukan agar entropi dapat dikurangi dengan cepat. Pengurangan entropi per waktu dibatasi oleh jumlah air yang dapat ditampung oleh sumur. Metode pembobotan entropi dapat diaplikasikan untuk pemetaan bahaya banjir. Dalam gempa bumi entropi memainkan peran penting. Inti bumi adalah sistem yang kompleks dengan energi yang tersimpan.
Sesi kedua merupakan parallel session 1 yang merupakan sesi presentasi dari pemakalah yang terlaksana dari pukul 11.35-12.30 WIB, ruang presentasi terdiri dari 13 ruangan dengan setiap ruang terdiri dari 4 presentator.
kemudian dilanjutkan Ishoma hingga pukul 13.00 WIB. Acara dilanjutkan kembali dengan plenary session 2 pada pukul 13.00 WIB yang terdiri dari 2 pemateri yaitu Prof. Dr. Martin Coy dengan tema “Land Use Change: a Creeping Disaster Biodiversity Loss and Agribusiness in Brazil” Beliau menjelaskan bahwa deforestasi adalah isu penting dengan peran penting Brazilian Amazon dan Midwest dalam perubahan penggunaan lahan. Salah satu tantangan besar adalah mengharapkan Hotpots of Global Deforestation 2010-2030. Tren deforestasi tahunan di amazon Brasil menurun secara signifikan di bawah pemerintahan Bolsonaro. Penggerak deforestasi dan perubahan tata guna lahan seperti globalisasi, penjajahan swasta, infrastruktur, pertanian, perluasan kedelai dan bioteknologi. Perubahan penggunaan lahan di Amazonia adalah 82% masih dalam vegetasi asli, dalam 35 tahun 12% kehilangan vegetasi asli, 62% hutan yang tersisa di kawasan lindung, 400m ha hutan, 60 ha padang rumput, dan 6m ha pertanian, sedangkan perubahan penggunaan lahan 1985-2020 adalah Hutan 20%, Sabana 20%, Padang rumput +23%.
Pemateri kedua pada plenary session 2 adalah Dr. Annisa Triyanti beliau menjelaskan Problem of the Anthropocene is it already too late to return to a world of the Holocence that may be already lost? Is the Anthropocene a one-way trip. Laporan tersebut menunjukkan bahwa emisi gas rumah kaca dari aktivitas manusia bertanggung jawab atas sekitar 1,1 C pemanasan sejak 1850-1900, dan menemukan bahwa rata-rata selama 20 tahun ke depan suhu global diperkirakan akan mencapai atau melebihi 1,5 C pemanasan. Peristiwa cuaca ekstrim, iklim, dan air menyebabkan hampir 12.000 bencana dari tahun 1970-2021. Istilah solusi berbasis alam mengacu pada ‘tindakan untuk melindungi, mengelola secara berkelanjutan, dan memulihkan ekosistem alami atau yang dimodifikasi, yang mengatasi tantangan masyarakat secara efektif dan adaptif, secara bersamaan memberikan manfaat keanekaragaman hayati bagi kesejahteraan manusia.
Sesi ke-empat merupakan sesi presentasi kedua (parallel session 2) yang dimulai pada pukul 14.40 WIB hingga pukul 16.30 WIB sekaligus penutupan acara yang dilakukan di masing-masing room.