
Pada tanggal 12 Desember 2020, BAKORLAK Universitas Sebelas Maret menyelenggarakan Webinar dengan tema “Peran Mahasiswa Sebagai Pelopor Siaga Bencana”. Prof. Dr. Chatarina Muryani, M.Si merupakan perwakilan dari Pusat Studi Bencana LPPM UNS yang menjadi salah satu narasumber pada webinar tersebut. Topik yang disampaikan oleh Prof. Dr. Chatarina Muryani, M.Si adalah “Penanganan Bencana (Saat Pandemi, Studi Kasus Merapi 2020, Peran serta Mahasiswa dan Fungsi Stakeholder)”.
Update data kondisi jumat 11 desember 2020, BPPTKG menginformasikan terdengar satu kali suara guguran Gunung Merapi dengan intensitas sedang dari babadan. BPPTKG belum bisa memastikan waktu erupsi Gunung Merapi. Karakteristik Gunung Merapi : besarnya suplai magma dari zona yang lebih dalam adalah motor utama dari aktivitas vulkanis, suplai magma Merapi dari kedalaman tekait dengan sistem tektonik yaitu subduksi oleh tumbukan antara lempeng Samudra Indo Australia dan Benua Asia, Gunung Merapi termasuk gunung yang aktif dimana letusan-letusan kecil terjadi setiap 2-3 tahun dan yang lebih besar 10-15 tahun sekali. Produk erupsi Merapi rata-rata 10 juta m3 (kubik) dalam suatu erupsi, bahkan sering dibawah 4 juta m3 (kubik) yang artinya volume kantong magma relatif kecil. Perkiraan kekuatan erupsi 2020 : status masih siaga, kondisi sumbaran magma tidak terlalu kuat, dan ada desakan magma dari dalam. Ancaman bencana merapi : (1) Awan panas yang tejadi di Gunung Merapi umumnya termasuk awan panas guguran; (3) Suhu awan panas Gunung Merapi dibandingkan dengan awan panas gunung lain dengan letusan yang lebih besar, tidak terlalu tinggi; (3) tingginya curah hujan di puncak Merapi akan mengalirkan material vulkanik berupa banjir lahar dingin ke daerah yang lebih rendah dan bisa menimbulkan bencana yang bahaya.
Kesiapsiagaan bencana di empat kabupaten, yaitu Kabupaten Sleman, Boyolali, Klaten, dan Magelang. BPNB berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat untuk memastikan moda komunikasi berjalan dengan baik. Ancaman (erupsi dan pandemi ) : ancaman bahaya yang dihadapi tidak hanya erupsi Gunung Merapi tetapi juga pandemi covid 19, rapid test di 4 kabupaten, pengungsi yaitu kelompok rentan diantaranya orang tua, anak-anak, dan divabel, tersedia fasilitas SWAB bagi relawan. Relawan merupakan garda terdepan dalam tanggap darurat, membantu pengungsian, dll, memiliki pengetahuan yang tinggi terhadap ancaman bencana. Sister village / desa paseduluran merupakan kekhasan sistem pengungsian bencana erupsi Gunung Merapi. MoU dari masing-masing desa, dimana kepala desa yang menjabat menjalankan MoU yang ada tentang sister village. Keuntungan desa paseduluran : pengungsi akan diterima dirumah-rumah warga sehingga dapat beraktivitas dengan keluarga tersebut, menjalin silaturahmi, dapat berkerja sama di bidang ekonomi.
Erupsi dapat dikategorikan sebagai musibah, tetapi pasca bencana bisa menjadi berkah. Keterlibatan masyarakat menjadi salah satu prioritas utama untuk membangun kemitraan yang efektif dalam pengurangan resiko bencana. PRRBK : Penguatan kesiapsiagaan, penguatan mitigasi bencana, penguatan adaptasi bencana. Pengurangan risiko bencana perlu dioptimalkan untuk mengurangi korban jiwa, kerugian harta benda, kegiatan ekonomi, dan ekologis.