Pada hari Jumat tanggal 5 Februari 2021, Prof. Dr. Chatarina Muryani, M.Si menjadi salahsatu narasumber dalam Diskusi Online “Bencana, Tata Ruang, dan Kota Tangguh” yang diselenggarakan oleh Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) Jawa Tengah.
Dr. Agung Pangarso, MT selaku Ketua IAP Jawa Tengah sekaligus moderator kegiatan diskusi online menyampaikan bahwa, tata ruang dan kota tangguh sangat penting untuk dikaji karena banyaknya kejadian bencana di Indonesia. Seperti bencana besar yang belum lama ini terjadi di Kalimantan Selatan salahsatunya disebabkan oleh perubahan penggunaan lahan hutan sehingga objek tata ruang menjadi isu penting dalam kebencanaan di Indonesia.
Prof. Dr. Chatarina Muryani, M.Si (Kepala Pusat Studi Bencana LPPM UNS) menyampaikan bahwa, multirisiko bencana di Indonesia berdampak terhadap lingkungan fisik dan manusia sehingga manajemen bencana sangat penting diaplikasikan. Penanggulangan bencana dilakukan mulai dari strategi pencegahan bencana, tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi.
Perencanaan Tata Ruang dalam kaitannya dengan bencana terdapat dalam UU No. 26 Tahun 2007 ttg Perencanaan Ruang Pasal 6 (1) Penataan ruang mempertimbangkan bencana; Pasal 28 Penyediaan ruang evakuasi bencana.
Pada saat ini Pusat Studi Bencana LPPM UNS bekerjasama dengan Yayasan Bintari sedang menyusun Rencana Aksi Daerah Adaptasi Perubahan Iklim (RAD-API) Inklusif Kabupaten Pekalongan. Dokumen tersebut nantinya akan menjadi rekomendasi penyusunan RPJM bagi pemerintah Kabupaten Pekalongan.
Pembangunan tata ruang harus mempertimbangkan risiko bencana. Data spasial dapat dimanfaatkan untuk mengetahui lokasi bencana dan sebaran bencana. Analisis data luasan perubahan penggunaan lahan secara spasial dapat digunakan untuk mengetahui risiko bencana. Sebagian bencana yang terjadi adalah bencana hidrometeorologis yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Risiko bencana dapat dikurangi dengan meningkatkan kapasitas dan mengurangi kerentanan. Manajemen bencana salah satunya perlu melakukan pengelolaan alam dengan bijaksana.
